Jumat, 27 April 2012

Tugas Basic Sosial Science


TRADISI BUDAYA BLORA
SEDEKAH BUMI “GAS DESO”
MELEKATNYA BUDAYA ANIMISME PADA MASYARAKAT BLORA








OLEH   :
NAMA : ARINDA SARASWATI WULANDARI
NIM : 082110080



FAKULTAS BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2012/2013

LATAR BELAKANG
Ketika terbentuk suatu komunitas, tumbuh pula adat dan tradisi yang mengiringinya. Tradisi ini kemudian menjadi ciri khas yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Ia tak sekedar berkembang dengan nilai-nilai yang melekat pada dirinya, namun acap kali dipengaruhi oleh nilai-nilai dari luar, baik atau buruk.
Di tengah kita banyak sekali tradisi yang berkembang misal “sedekah”laut, “sedekah”bumi dan lain-lain. Seperti halnya saja di Blora, sebagian masyarakatnya masih berkeyakinan animisme yakni kepercayaan pada peranan makhluk atau roh-roh halus (anima). Dalam mewujudkan keyakinan mereka, mereka melakukan ritual “Gas Deso”. Yakni upacara yang dibuat untuk mempersembahkan makanan khas buatan penduduk dengan menggunakan ritual ritual baca doa kepada penunggu di desa tersebut. Dengan ini mereka berharap hasil panen serta hasil ternak berhasil dan melimpah ruah. Mereka juga berharap agar yang penunggu tidak marah dan menimpakan musibah atau malapetaka kepada mereka.
Dalam pelaksanaan ritual ini, ternyata terdapat pratek-praktek yang menyelisihi agama. Misalnya saja meminta perlindungan atau pertolongan kepada makhluk halus yang diyakininya, hal ini sama saja berdo’a kepada selain Allah subhanahu wa ta’alla dan merupakan suatu kesyirikan. Contoh lain yaitu mencari keberkahan pada benda-benda yang digunakan sebagai sesaji, hal ini merupakan suatu perkara batil yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa salam sekaligus menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti akan al-Haq (kebenaran).
Sedemikian banyak perilaku mistis yang memiliki latar dan tujuan berbeda. Dalam makalah ini saya mencoba megenalkan tradisi gas deso yang telah melekat pada sebagian masyarakat Blora. Agar dapat dipahami bahwa tradisi dan adat-istiadat ada yang baik dan yang jelek. Maka, untuk itu dalam melestarikan tradisi tersebut haruslah diselaraskan dengan syari’at nilai-nilai keimanan agar tidak menyelisihi agama.




PEMBAHASAN
Di Kabupaten Blora, tradisi sedekah bumi yang biasa di sebut ‘gas deso’ oleh masyarakat Blora merupakan suatu tradisi tahunan yang setiap desa berbeda-beda waktu pelaksaannya. Tergantung pada kapan desa tersebut mengalami panen raya dan kemudian baru melaksanakan suatu tradisi sedekah bumi tersebut, sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Yang Maha Memberi Rizki.
Pada ritual gas deso di Blora tidak banyak peristiwa dan kegiatan yang dilakukan didalamnya. Hanya saja, pada waktu acara tersebut biasanya seluruh masyarakat sekitar yang merayakannya membuat tumpeng dan jajanan khas daerah dan berkumpul menjadi satu di tempat sesepuh kampung, di balai desa, sumur, waduk, makam sesepuh atau tempat-tempat yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat untuk menggelar acara ritual sedekah bumi tersebut. Setelah itu, kemudian masyarakat membawa tumpeng dan jajanan khas daerah tersebut ke balai desa atau suatu tempat untuk di do’akan oleh seorang pemuka agama atau sesepuh setempat. Usai didoakan oleh sesepuh atau pemuka agama, kemudian kembali diserahkan kepada masyarakat setempat yang membuatnya sendiri. Nasi tumpeng dan jajanan khas daerah yang sudah didoakan oleh sesepuh kampung atau pemuka agama setempat tersebut kemudian dimakan secara ramai-ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang membawa nasi tumpeng dan jajanan khas daerah tersebut pulang untuk dimakan beserta sanak keluarganya di rumah masing-masing. Pembuatan nasi tumpeng dan jajanan khas daerah ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan pada saat upacara tradisi tradisional itu.
Menurut adat istiadat dalam tradisi budaya ini, di antara makanan yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak menjadi perioritas yang utama. Dan pada acara akhir, nantinya para petani biasanya menyisakan nasi, kepala dan ceker ayam, ketiganya dibungkus dan diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya masing-masing.
Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi diakhiri dengan pertunjukan Barong atau Tayub yang merupakan ciri khas kesenian Blora dan kemudian melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh pemuka agama setempat atau sesepuh kampung yang sudah sering dan terbiasa memimpin jalannya ritual tersebut. Ada yang sangat menarik dalam lantunan doa yang ada dilanjutkan dalam ritual tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara lantunan kalimat-kalimat Jawa dan yang dipadukan dengan khazanah-khazanah doa yang bernuansa Islami.
Ritual sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat di Kabupaten Blora ini merupakan salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan. Menurut cerita dari para nenek moyang orang jawa terdahulu, "Tanah itu merupakan pahlawan yang sangat besar bagi kehidupan manusia di muka bumi. Maka dari itu tanah harus diberi penghargaan yang layak dan besar. Dan ritual sedekah bumi inilah yang menurut mereka sebagai salah satu simbol yang paling dominan bagi masyarakat kabupaten Blora khususnya para petani untuk menunjukan rasa cinta kasih sayang dan sebagai penghargaan manusia atas bumi yang telah memberi kehidupan bagi manusia". Sehingga dengan begitu maka tanah yang dipijak tidak akan pernah marah seperti tanah longsor dan banjir dan bisa bersahabat bersandingan dengan masyarakat yang menempatinya. Selain itu, sedekah bumi dalam tradisi masyarakat Blora juga merupakan salah satu bentuk untuk menuangkan serta mencurahkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas nikmat dan berkah yang telah diberikan-Nya. Sehingga seluruh masyarakat Blora bisa menikmatinya.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan, tradisi, dan adat-istiadat. Menurut Kamus Besar Indonesia, kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal dan budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat-istiadat. Adapun tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masarakat. Adat-istiadat adalah tata-kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari satu generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat.
Dari tradisi sesajen, nyata terlihat betapa prosesi ritual sesajen telah menyelisihi sendi-sendi tauhid.
Salah satu pernyataan yang diungkapkan oleh orang yang melakukan tradisi tersebut adalak tabarruk (mencari berkah). Berkah itu sendiri maknanya adalah adanya kebaikan dan bertambahmya kebaikan tersebut pada sesuatu. Mencari berkah seharusnya dari Dzat yang memilki dan menguasainya, yaitu Allah ta’ala. Dia-lah yang menurunkan berkah dan memberikannya. Makhluk tiada dapat memberikan berkah apalagi membuatnya. Maka dari itu, suatu tempat atau seseorang dinyatakan mempunyai berkah, harus didasarkan keterangan dari Allah ta’ala dan Rasul-Nya. Demikian pula cara dan bentuk mencari berkah. Semua haruslah tunduk pada ketentuan yang ditetapkan Allah, Dzat Yang Maha Memberi berkah.
Mencari berkah dengan tempat-tempat di bumi menyelisihi sunah seluruh nabi sebelum Nabi Muhammad shalallohu alaihi wa sallam. Mereka tidak mengutamakan bekas-bekas para nabi di bumi sebelum mereka, tidakpula menyuruh seseorang untuk mengutamakannya. Maka dari itu,segala sesuatu yang berbeda dengannya berarti hal yang dibuat –buat oleh orang-orang zaman ini yang mengerjakan sesuatu yang tidak diperintahkan setelah wafatnya nabi mereka. Ketika aturan –aturan syariat menyulitkan mereka, mereka gemar bertabarruk yang bid’ah dalam rangka memohon ampunan dari dosa-dosa dan bertambahnya kebaikan. Maka dari itu, Umar rodhiallohu’anhu pernah berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa kerena perbuatan seperti ini. Mereka menncari-cari petilasan (jejak) para nabi mereka.
Tempa-tempat di bumi tidak ada berkahnya melainkan dengan ketaatan secara terus-menerus yang terjadi di sana. Ini menjadi sebab diturunkannya berkah dari Allah ta’ala. Masjid-masjid juga diberkahi karena ketaatan. Berkahnya pun akan hilang bersama hilangnya denga sinarnya ketaatan.
Tabarruk dengan tempat, petilasan atau orang (hidup/mati) tidak diperbolehkan. Hal tersebut adalah kesyirikan, jika ia meyakini bahwa hal itu dapat memberikan berkah; atau menjadi wasilah (sarana) kepada kesyirikan,jika ia meyakini bahwa kedatangannya, tamassuh (mengusap bagian-bagian tertentu), dan ibadahnya pada tempat tersebut hanya sebagai sebab datangnya berkah dari Alla ta’ala.
Memang tidak semua bentuk tradisi dan adat-istiadat berjalan berlawanan dengan hukum-hukum islam. Tidak seluruh tradisi dan adat-yang berlaku di masyarakat kenudian ditentang dan dihapuskan oleh islam. Namun, apa oun bentuk dan cara penilaian yang ada, haruslah tunduk dan sesuai dengan syariat yang diemban oleh Rasulullah shalallohu’alaihi wa sallam, termasuk tradisi dan adat-istiadat.
Pada dasarnya, di masyarakat masih ada beberapa tradisi yang secara global dibenarkan oleh syariat, meskipun penerapannya harus diluruskan agar tidak melampaui batasan agama. Di antara tradisi-tradisi yang baik yang ditetapkan oleh syariat islam secara global di antaranya menghormati orang tua, gotong-royong, musyawarah dan rasa malu.

Permasalahan yang menghambat perubahan saya kira tidak ada dikarenakan tradisi “gas deso” tidaklah terlalu monoton atau sacral. Hanya saja tradisi gas deso di Blra wajib diadakan setiap tahunnya. Karena seperti yang kita masyarakat Blora ketahui bahwasannya apabila kita tidak melakukan tradisi gas desa , masyarakat percaya akan datang musibah yang besar seperti banyak orang sakit, ternak pada mati dan lebih parahnya gagal panen. Jadi menurut pandangan orang Blora sedekah bumi atau “gas deso” hanyalah symbol tapi wajib dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA
http//www.pemkabblora.go.id
Tokoh Masyarakat Yaitu Bpk Soemantri dan Ibu Sunikhah
Cerita Masyarakat Blora


0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by YummyLolly.com